Minggu, 10 Mei 2009

Ayang : si bandar uang receh.

Ini terjadi hari Minggu, 10 Mei 2008.

Aku baru nyadar kalo julukanku sebagai bandar uang receh tuh bener. Jadi gini, waktu aku lagi packing buat siap-siap pindah ke Bandung (yeey, i’ll move to Bandung!), aku buka laci lemari. Ckckckckck… uang receh bertebaran dimana-mana. Sebagai pemilik, aku cuma bisa geleng-geleng kepala heran, dapet darimana, sih, receh sebanyak ini? Masa bodo, ah!


Aku bingung mau masukin apa ke kardus bekas minyak kunci mas. Mataku yang indah dan bercahaya (halah~ boong banget nih! Yang bener mataku kayak nenek-nenek bangsa cina gara-gara nangis semaleman ama tidur kemaleman :D) ngeliat celengan keramik di bawah meja. Aku baru nyadar (lagi) kalo udah lama banget enggak nabung. Tanganku mulai gatal buat ngebongkar celengan itu. Trang…prang…klontang… (suara uang receh berjatuhan, deh, pokoknya! Aku ga tau gimana bunyinya), receh-receh berjatuhan kayak pasir ditumpahin dari truk pengangkut. Yang lebih tragis: NGGAK ADA SELEMBAR PUN UANG KERTAS! Jadi selama ini aku nabung receeeeeeeh~ terus. Tragis.




Sambil nerima nasib dan pasrah menyadari kalo julukan bandar uang receh itu benar, aku itung tuh uang. Rp500,- ; Rp100,- ; Rp200,- ; Rp 50,- ckckckck… tapi lumayanlah jumlah uangnya. Rp38.900,- aku masukin ke kantong ajaib. Tapi, ada yang bisa aku syukuri: aku bisa bertahan sampai akhir bulan dengan uang jajan recehan semua. Uang jajanku abis beli pulsa mulu! Receh… receh…



Banyak fakta-fakta yang aku temukan setelah packing. Buku-buku segunung bertumpuk. Aku sama papa jadi kewalahan sendiri, kudu diapain? Daripada ganggu pemandangan, semua aku jejalin di lemari. Udah nggak ada nilai artistik lagi di lemariku. Semuanya tumpang tindih yang penting muat. Majalah-majalah niatnya mau aku loakin. Kata temenku, “ga balik modal tauk!”
Selesai packing jam 16.00 waktu Purwokerto (hehehehe… WIB maksudnya). Tulang punggungku kayak mau putus terpotong-potong jadi 100 potongan dan berkeping-keping tertiup angin kentut. Sempet narsis, pula! Ahahahha~ aku siap belajar buat nanti malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

let's give comments to my story after you've read this.